Profil

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.[Ali Imraan : 18].

Selasa, 06 September 2016

RESUME: MODUL 1 PUBLIKASI KARYA MANUSIA





Pada matakuliah “Terbitan Pemerintah dan Badan Internasional”, mulanya kita akan mengulas 2 modul yang berkaitan dengan Publikasi Karya Manusia dan Kategori Penerbitan. Kedua bab ini mengenalkan bagaimana proses dari mempublikasikan informasi hasil karya manusia beserta hal-hal yang berkaitan dengan penerbitan pustaka. Tentunya, proses tersebut tak lepas dari peradaban mulai dari masa pra aksara hingga masa teknologi informasi yang telah menjadi benang merah dan saling berkesinambungan.


MODUL 1. PUBLIKASI KARYA MANUSIA
Saat ini kita mencoba flashback bagaimana ledakan informasi (fload information) terjadi di abad pertengahan. Manusia pada saat itu gencar-gencarnya memproduksi informasi. Hal tersebut terjadi karena manusia memiliki naluri untuk mengomunikasikan apa yang terjadi pada dirinya atau apa yang dipikirkannya dan apa yang dirasakannya kepada orang lain. Menurut Rogers (1986:16), Pada 22.000 tahun SM, manusia menyampaikan gagasannya pada orang lain lewat komunikasi visual ketika manusia prasejarah membuat lukisan di dinding gua yang bertujuan untuk menyampaikan pikiran dan perasaan pada orang lain. Pada 4000 SM merupakan era komunikasi tertulis, dimana bangsa Sumeria menemukan huruf dan mulai menuliskan hukum yang berlaku pada bangsa tersebut di lempengan tanah liat. Kemudian di milenium pertama, Pi Sheng dari Cina mengembangkan alat cetak kayu mirip stempel dan disusul oleh Korea dengan ditemukannya huruf loga sebagai pengganti huruf dari tanah liat. Dimulai dari sinilah kegiatan penerbitan mulai dilakukan manusia yang memungkinkan penyampaian informasi tanpa harus berkomunikasi lisan.
Rogers membagi komunikasi manusia menjadi 4, yaitu:

Namun, ada juga yang membagi komunikasi menjadi 3, yaitu:
a)      Komunikasi Lisan
b)      Komunikasi Tertulis
c)      Komunikasi Digital

A. NILAI TAMBAH ISI PENERBITAN
Telah kita ketahui bahwa informasi merupakan kumpulan data terolah yang berasal dari fakta di dunia sosial dan alamiah. Berikut proses tahapan informasi.
 
            Peta konsep 2.  Ilmu Pengetahuan
Dunia penerbitan merupakan dunia yang menggeluti publikasi fakta, data, informasi, pengetahuan dan kearifan tersebut. Salah satu publikasi yang terkenal adalah World Factbook dan buku yang berisi data adalah terbitan Badan Pusat Statistik seperti “Kota Bandung dalam Angka” atau “Jawa Barat dalam Angka”. Penerbitan merupakan proses memberi nilai tambah atas bahan baku yang dijadikan isi terbitan. Nilai tambah tersebut pada dasarnya ada 5 nilai dasar, yaitu;
a)    . Nilai logis adalah memberikan kebenaran dan bertindak secara rasional kepada pembaca.
b)      Nilai etis adalah  memberikan makna dan ketaatan, perilaku etis pada pembaca.
c)      Nilai estetis adalah mendorong  perkembangan apresiasi dan perilaku etis pada pembaca.              
d)     Nilai teleologis adalah nilai guna atau manfaat untuk menambah wawasan.
e)      Nilai teologis adalah menumbuhkembangkan kehidupan spiritualnya.
Nilai-nilai tambah tersebut hendaknya menjadi acuan karena dapat dijadikan kriteria terbitan mana yang bermutu dan bermanfaat dan mana yang tidak memberikan apa-apa. Dunia penerbitan akan banyak berkaitan dengan gagasan-gagasan yang dikomunikasikan yang dipandang akan membantu mengembangkan masyarakat sehingga bisa menjadi human capital.

B.     MAKNA PUBLIKASI BAGI PERKEMBANGAN PERADABAN
Publikasi hasil pemikiran manusia yang diterbitkan mampu mengubah peradaban manusia. Penerbitan yang mengubah wajah peradaban itu tak lepas dari revolusi besar dalam dunia informasi yaitu penemuan mesin cetak oleh Johannes Guttenberg tahun 1455 yang digunakan untuk mencetak 200 eks. Kitab Injil.
Penemuan mesin cetak merupakan perkembangan dalam dunia ilmu pengetahuan, pemikiran filsafat dan keagamaannya.  Pada abad ke 16 dan 17 menandai perkembangan pesat penerbitan dengan mudahnya kertas diperoleh. 11 tahun setelah mesin cetak ditemukan, banyak penerbitan yang mulai berdiri seperti di Basel, Swiss, Roma, Paris, Pilsen, Venesia, Krakow, Leuven dan Prada. Ada dua pusat penerbitaan saat itu, yaitu Venessia dan Paris (lihat, Briggs dan Burke, 2006:19). Dampak dari perkembangan percetakan berperan penting dalam pencerahan warga Italia, misalnya jurnal II Caffe yang terbit di Milan tahun 1764-1766. Sedangkan di Asia, mesin cetak digunakan sejak abad ke-8 di Cina dan Jepang dengan menggunakan blok-blok kayu atau stempel. Pada abad ke 15 baru dikembangkan di Korea sehingga tidak sejaman dengan penemuan mesin cetak.
Pada masa itu penerbitan buku lebih dipandang sebagai perkembangan sosial belum dipandang sebagai kekuatan politik. Kemudian, Raja Henry VIII di Inggris menyadari bahwa dalam penerbitan memungkinkan berlangsungnya pertukara dan penyebaran gagasan yang bertentangan dengan gagasan resmi penguasa sehingga beliau  memberlakukan sistem perizinan penerbitan dan menyusun daftar terbitan terlarang.
Di Amerika Serikat, New York, Boston dan Philadelphia merupakan tiga kota yang menjadi pusat kegiatan terbesar di AS. Di Indonesia sendiri, sejarah penerbitan buku dikaitkan dengan politik etis pemerintah kolonial yang mendirikan lembaga penerbitan yang memenuhi kebutuhan lembaga pendidikan. Contoh lembaganya bernama Commissie voor de Volkslectuur yang kemudian berubah menjadi Balai Poestaka. Ada beberapa hasil karya dari Balai Pustaka yang termasyhur antara lain, Tenggelamnya Kapal van der Wijk karya HAMKA, Atheis karya Achdiat K Mihardja dan Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana. Perkembangan dan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan yang dialami sekarang tentunya tidak lepas dari kegiatan penerbitan. Publish or Perish. Dimana publikasi sebagai sarana berkomunikasi dengan khalayak luas dan khalayak luas pun memperoleh medium untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan rasa ingin tahunya.

C.     PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN MEDIUM PUBLIKASI
Perkembangan Teknologi yang mendorong medium publikasi  semakin variatif, misalnya bagi penyandang tuna netra ada audiobook. Hal tersebut menandai bahwa dengan adanya perkembangan teknologi, maka dapat memunculkan inovasi-inovasi baru dalam gerakan minat baca. Seiring berjalannya waktu, pengalihan satu medium  ke medium lain begitu sangat cepat. Mulai dari medium kertas hingga medium digital. Sehingga dalam proses publikasi sangat cepat dilakukan.
Cornucopia merupakan perkembangan medium publikasi yang berarti banjir informasi. Kita begitu banyak menghadapi informasi yang tersaji dalam kehidupan sehari-hari mulai dari televisi, radio, hingga internet. Medium publikasi yang baru pada dasarnya bukan hanya menyediakan peluang baru bagi dunia penerbitan melainkan menuntut kreativitas dalam desainnya. Dengan munculnya perkembangan teknologi mulai bermunculan generasi baru yang lebih akrab dan lebih terbiasa mengakses informasi digital dengan sendirinya mampu mengubah kebiasaan memperoleh informasi. Dari membaca konvensional menjadi membaca digital. Sehingga, pada saat ini kita mulai memasuki masa digital dimana bisa jadi koleksi atau informasi berbasis digital.



























1 komentar:

anangdwipurwanto mengatakan...

Artikelnya bagus kak, maaf kak tanya.. Komunikasi interaktif itu apa yak?